Bismillah, shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang dipilih oleh Allah Ta’ala sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, serta bulan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaannya, di antaranya:

1. Hadits Tentang Keutamaan Bulan Ramadhan

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

"Apabila bulan Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, serta syaitan-syaitan dibelenggu."
(HR. Bukhari No. 1898, Muslim No. 1079)

Hadits ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh dengan rahmat dan keberkahan. Namun, apakah berarti tidak ada kemaksiatan sama sekali di bulan Ramadhan?

2. Makna Dibelenggunya Syaitan

Imam Al-Qurthubi rahimahullah (wafat 671 H) menjelaskan bahwa meskipun syaitan dibelenggu di bulan Ramadhan, kemaksiatan tetap terjadi. Hal ini bisa dipahami melalui beberapa penjelasan:

a) Keburukan dan kemaksiatan berkurang

Orang-orang yang berpuasa dengan menjaga syarat dan adab-adabnya akan lebih terjaga dari keburukan dan kemaksiatan dibandingkan bulan lainnya. Karena itu, efek godaan syaitan akan lebih lemah bagi mereka yang benar-benar menjalankan ibadah dengan baik.

b) Tidak semua syaitan dibelenggu

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa yang dibelenggu adalah syaitan-syaitan yang paling jahat, sedangkan sebagian syaitan lainnya tetap bebas. Oleh karena itu, meskipun pengaruh syaitan berkurang, bukan berarti tidak ada godaan sama sekali.

c) Kemaksiatan tetap ada karena faktor lain

Kemaksiatan dan keburukan tidak hanya berasal dari godaan syaitan. Ada faktor lain yang mempengaruhi manusia untuk berbuat maksiat, seperti:

• Hawa nafsu yang buruk

• Kebiasaan maksiat yang telah mendarah daging

• Pengaruh buruk dari manusia lain (syaitan dari golongan manusia)

Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Bari (4/147, Darus Salam, Riyadh), tidak adanya syaitan bukan berarti manusia akan otomatis menjadi baik. Sebab, ada faktor internal dan eksternal lain yang juga mendorong seseorang kepada keburukan.

2.2 Hadits Tentang Penghapusan Dosa di Bulan Ramadhan

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

"Shalat (wajib) yang lima, (shalat) Jum’at ke Jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, menghapus (dosa-dosa) yang ada di antara semuanya, jika pelakunya menjauhi dosa-dosa besar."
(HR. Muslim No. 233)

Hadits ini menunjukkan bahwa selain sebagai bulan penuh berkah, Ramadhan juga menjadi sarana penghapusan dosa-dosa kecil bagi mereka yang benar-benar menjalankan ibadah dengan penuh keimanan dan menghindari dosa besar.

3. Kesimpulan

1. Ramadhan adalah bulan penuh berkah, di mana Allah membuka pintu surga dan menutup pintu neraka.

2. Syaitan dibelenggu, namun hal ini tidak berarti tidak ada kemaksiatan sama sekali, karena faktor lain seperti nafsu dan kebiasaan buruk juga berperan.

3. Keutamaan Ramadhan dapat diraih dengan puasa yang benar, menjaga syarat dan adab-adabnya agar lebih terlindungi dari keburukan dan maksiat.

Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan rahmat serta ampunan-Nya. Aamiin.

 

Referensi: Meraih Berkah Di Bulan Ibadah, MUSLIM ATSARI, Pengajar Ponpes Ibnu Abbas, Masaran Sragen, Jawa Tengah
Weblink: https://ebooksunnah.com/en/ebooks/meraih-berkah-di-bulan-ibadah